Dejadream.com – Banjir bandang yang melanda Bali pada Rabu (10/9/2025) pukul 18.45 WIB menjadi tragedi besar yang menyisakan duka mendalam. Bencana ini tidak hanya menelan korban jiwa, tetapi juga memaksa pemerintah menetapkan status tanggap darurat di enam kabupaten/kota.
Read More : 96 Ribu Siswa Gianyar Kini Nikmati Cek Kesehatan Gratis Di Sekolah
Dampak Banjir Bandang di Bali
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir tersebut menyebabkan 9 orang meninggal dunia, 2 orang hilang, dan 620 jiwa terdampak langsung. Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, menyebutkan bahwa bencana ini juga memengaruhi 202 kepala keluarga. Selain korban jiwa, kerusakan infrastruktur juga cukup parah, mulai dari rumah roboh, tanah longsor, hingga pemadaman listrik di sejumlah desa.
Kisah Heroik Ni Made Latif
Di balik angka-angka tersebut, ada kisah menyentuh dari seorang nenek berusia 70 tahun bernama Ni Made Latif. Ia ditemukan meninggal dunia setelah berusaha menyelamatkan dua anak tetangganya yang terjebak di rumah ketika air tiba-tiba naik. Menurut warga, Latif sempat berhasil membawa kedua anak itu ke lantai atas. Namun, naas, ia sendiri tertimpa reruntuhan rumah yang roboh. Kisahnya menjadi simbol ketulusan dan keberanian seorang warga dalam menghadapi bencana.
Baca juga: Bpbd Gianyar Ingatkan Warga Waspada Banjir Rob Fenomena Bulan Purnama
Korban Lain yang Terhimpit Tragedi
Selain Latif, ada kisah pilu dari Komang Oka Sudiastawa (34), seorang pedagang keliling asal Jembrana. Ia baru seminggu pindah ke Denpasar untuk memulai hidup baru. Namun, ia tewas setelah mobil yang ditumpanginya terseret arus banjir di Jalan Utama Pasar Pengosari, Kuta Utara. Tragedi ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan warga sekitar yang baru mengenalnya.
Sebaran Banjir di Enam Kabupaten/Kota
Banjir bandang dipicu hujan ekstrem dengan curah harian lebih dari 150 mm, kategori hujan ekstrem menurut BMKG. Fenomena ini disebabkan oleh gelombang atmosfer ekuatorial rosby serta kelembaban udara tinggi hingga lapisan 12.000 meter. BNPB mencatat banjir melanda di 123 titik genangan, dengan 18 titik longsor dan 16 bangunan roboh.
Wilayah terdampak meliputi, Kota Denpasar (Denpasar Timur, Utara, Selatan, Barat), Kabupaten Badung (Kuta dan sekitarnya), Kabupaten Gianyar (Sukawati), Kabupaten Jembrana (Desa Samblong, Kelurahan Sangkar Agung), Kabupaten Tabanan (Kediri) Kabupaten Klungkung (Dawan). Bencana ini sekaligus menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem di Bali.