Dejadream.com – Suasana tenang di Griya Panembahan Jalan Andong, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali, mendadak terusik oleh musik keras dari sebuah restoran. Ida Sri Begawan Panembahan Jawi Acarya Daksa Manuaba menyampaikan keluhan terhadap kebisingan yang ditimbulkan oleh kegiatan di restoran Living Stone, yang lokasinya berdampingan dengan griya.
Read More : Jadwal Sholat Gianyar Hari Ini
Ida Sri bahkan turun langsung mendatangi restoran pada Minggu malam, 7 September 2025, untuk menyampaikan protes. Ia menegaskan sudah tidak tahan dengan kebisingan tersebut, terlebih usianya yang kini menginjak 70 tahun.
Penjelasan Pihak Restoran Living Stone
Manajemen Living Stone membantah jika kegiatan tersebut merupakan aktivitas clubbing dengan penggunaan sound system besar. Mereka menjelaskan bahwa acara itu adalah kegiatan yoga yang diselenggarakan oleh sebuah event organizer (EO) dan dihadiri puluhan turis praktisi yoga.
Living Stone menyatakan hanya menyewakan tempat untuk acara tersebut. Namun, mereka mengakui bahwa musik yang digunakan memang relatif keras sehingga terdengar hingga ke area griya.
Toleransi yang Mulai Habis
Menurut Ida Sri, pihaknya sudah bertoleransi selama hampir tiga tahun. Namun pada malam itu, suara musik yang ditimbulkan benar-benar mengganggu hingga terdengar ke kamar pribadinya. Saat penghuni griya mendatangi lokasi, mereka menemukan adanya tiket masuk bagi peserta asing.
Dalam momen itu, seorang warga negara asing sempat menanggapi dengan mengatakan bahwa hidup selalu ada baik dan buruk. Namun Ida Sri menolak pandangan tersebut dengan tegas. โHidup itu harus baik terus. Setelah saya komplain, memang suara musik dikecilkan, tapi hanya sekitar 10 persen,โ ujarnya.
Baca juga: Pura Dalem Sakenan Serangan Kini Lebih Mudah Dijangkau Turis Sehari
Soal Izin Operasional dan Kekhawatiran Budaya
Pengelola restoran menyebut mereka memiliki izin beroperasi hingga pukul 22.00 Wita. Meski begitu, menurut Ida Sri, izin bukan alasan jika kegiatan sudah mengganggu kenyamanan sebelum batas waktu tersebut.
Lebih jauh, Ida Sri menilai persoalan ini bukan hanya soal kebisingan, tetapi juga menyangkut keberlangsungan nilai spiritual dan budaya di Ubud, yang dikenal sebagai pusat spiritual Bali. Ia mengimbau agar griya sebagai benteng budaya mendapat perlindungan dari pihak terkait.
Ida Sri juga berencana membawa masalah ini ke rapat Sabha Pandita agar mendapat perhatian serius. โGriya harus ada perlindungan dari pihak manapun. Kalau griya jebol, jebol semuanya,โ tegasnya.