Berkat Panel Surya, Petani di Gianyar Bali Bisa Tanam Padi Meski Kemarau

Petani di Gianyar Bali

Dejadream.com – Petani di Gianyar Bali, Desa Keliki, Kecamatan Tegalallang, biasanya hanya bisa pasrah ketika musim kemarau tiba. Kekeringan membuat mereka kesulitan mendapatkan air untuk irigasi sawah. Namun, dalam tiga tahun terakhir, situasi itu berubah berkat keberadaan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang mampu menyedot dan mengalirkan air sungai ke sawah.

Read More : Bazar Tenun Ubud Gianyar Penuhi Tren Fashion Heritage 2025

Selain untuk irigasi, PLTS juga memberi manfaat tambahan berupa ketersediaan air bersih bagi masyarakat. Salah satunya saat mereka menggelar upacara keagamaan di sawah. Sebelum adanya teknologi ini, warga harus membawa air dari rumah karena lokasi sawah cukup jauh dari jalan utama.

Manfaat PLTS bagi Pertanian Desa Keliki

Menurut Ketua Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Keliki, I Wayan Sumada. PLTS ini merupakan bantuan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sejak tahun 2022. Terdapat tujuh unit panel surya yang digunakan untuk mengairi sekitar 500 hektar sawah. Setiap panel memiliki kapasitas 2.500 watt yang mampu mendukung irigasi rata-rata 24–30 hektar sawah.

Keberadaan PLTS terbukti meningkatkan hasil panen padi organik. Meski belum bisa panen hingga tiga kali setahun karena menyesuaikan musim dan hari baik, kualitas hasil panen menjadi lebih maksimal. Hal ini membantu petani menghindari kerugian yang biasanya terjadi ketika memaksakan pola tanam tidak sesuai kondisi alam.

Dampak Ekonomi dan Lingkungan dari Panel Surya

Selain untuk pertanian, satu unit panel surya juga dimanfaatkan untuk mengoperasikan mesin pengelolaan sampah berbasis reuse, reduce, dan recycle (TPS3R). Inisiatif ini tidak hanya mendukung lingkungan, tetapi juga membuat Desa Keliki dikenal sebagai desa energi bersih.

Dampaknya cukup besar terhadap sektor pariwisata. Menurut Sumada, tingkat hunian vila dan penginapan di Desa Keliki meningkat karena wisatawan mancanegara tertarik dengan konsep desa hijau dan berkelanjutan.

Baca juga: Video: Pawai Ogoh-ogoh Hybrid Di Ubud, Tradisi Dan Teknologi Bergandengan Elok

Desa Keliki dan Harapan Menuju Bali Net Zero Emission 2045

Analis Sistem Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Institute for Essential Services Reform (IESR), Alvin Sisdwinugraha, menilai keberhasilan Desa Keliki menjadi bukti penting transisi energi di Bali. Desa ini bisa menjadi model bagi komunitas lain untuk memanfaatkan energi terbarukan sesuai kebutuhan produktif mereka.

Dengan kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan pihak swasta, pengembangan energi terbarukan di tingkat desa diyakini akan mempercepat tercapainya target Bali Net Zero Emission 2045.